Kamis, 26 Juli 2007

Belajar Menyimak Yang Enak

Judul diatas adalah judul yang spontan yang saya keluarkan, karena kita tahu bahwa walaupun mulut kita satu tapi kita banyak bicara, tapi kita mempunyai dua telinga, di sebelah kiri dan kanan, tapi kita enggan mendengarkan atau menyimak perkataan orang lain apalagi curhatan dari teman atau saudara kita. Kita maunya di dengarkan, tapi soal mendengarkan orang lain kita sulit bahkan selalu menghindar. Mengapa hal ini bisa terjadi ?, kita tanyakan kepada diri kita masing-masing! dan jawaban yang muncul di pikiran saya adalah karena kita tidak tau tentang diri kita, dan kita tidak tahu bagaimana cara menyimak yang enak dan menyenangkan.

Keterampilan menyimak sebenarnay merupakan kunci sukses kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, mengapa demikian, karena akan menentukan kejadian selanjutnya, yaitu perubahan yang dahsyat dari orang-orang yang berkomunikasi tersebut, entah itu dari sikap merasa dihargai yang berujuang pada kehidupan yang lebih baik, hingga pemulusan kegiatan bisnis kita. Anda tidak percaya. Mari kita teruskan pembahasan kita, karena dari artikel ini anda akan tau apa itu keterampilan menyimak dan keajaiban apa yang ada di dalamnya.

Sebenarnya ada beberapa langkah yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak kita, di antaranya:

  1. Langkah pertama, berikan feed back kepada orang lain dengan cara mengulang kembali perkataan yang mereka ucapkan. Langkah ini merupakan kemampuan yang dapat kita pelajari dalam hal merangkum semua hal-hal yang kita dengar, dan ini merupakan bagian dari menghargai diri sendiri dan orang lain. Kalau anda tidak percaya, coba lakukan hal ini. Anda pasti akan mendapatkan suasana komunikasi yang saling menghargai.
  2. Langkah kedua, keterampilan menyimak yang kedua, yaitu dengan cara merasakan dan meresapi emosi orang lain di dalam diri kita. Hal ini kita lakukan dalam rangka menyelami pikiran lawan bicara kita, apa yang mereka inginkan dari kita, apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan, karena hal ini akan menentukan keputusan mereka. Hal ini dilakukan bukan berarti kita menyetujui apa yang mereka inginkan, akan tetapi hal ini merupakan bagian dari pengenalan emosi diri kita dan emosi orang lain.
  3. Langkah selanjutnya yaitu, menyimak yang merupakan kelanjutan dari kedua langkah diatas, keterampilan menyimak tersebut adalah menyimak dengan penggabungan perhatian pikiran dan emosi yang berlanjut pada menyimak pada keinginan masing-masing individu. Dengan semangat saling menghargai dan saling mengerti akan melejitkan ide-ide yang kreatif, dan ini akan menciptakan perubahan yang dahsyat.

Ingatlah Alat yang dianugrahkan Allah kepada kita untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Sang MAHA PENCIPTA dan orang lain adalah hati, penglihatan dan pendengaran. Simak baik-baik diri kita dan Simak dengan sungguh-sunguh orang lain.

Fungsi Controllership di dalam Perusahaan

Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi perusahaan adalah suatu institusi ekonomi. Organisasi perusahaan diciptakan terutama untuk menyediakan kepada masyarakat umum barang-barang atau jasa-jasa yang diperlukan atau yang diinginkan dan yang sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Dari sudut pandang para pelanggan, maka perusahaan tidak beralasan untuk hidup kecuali karena jasa yang dapat disediakannya. Jika tujuan jasa ini tidak tercapai, maka perusahaan tersebut akan bertambah lemah dan pada akhirnya akan lenyap. Biasanya terdapat tujuan-tujuan tambahan yang mempunyai implikasi-implikasi sosial. Seperti, menyediakan kondisi-kondisi kerja atau jaminan kerja yang sebaik mungkin, sejalan dengan kesejahteraan perusahaan jangka panjang.

Jika tujuan perusahaan telah diketahui, timbullah pertanyaan mengenai fungsi manajemen apakah yang diharapkan untuk dilaksanakan dalam mencapai tujuan. Tugas pimpinan untuk menentukan kebutuhan dan keinginan-keinginan para pelanggan akan barang-barang dan jasa-jasa, mengumpulkan dan mengorganisasi sarana produksi dan distribusi untuk memenuhi keinginan-keinginan tersebut serta mengarahkan dan mengkoordinasikan sarana tersebut secara efisien.

Tugas pimpinan perusahaan termasuk menetapkan prinsip-prinsip manajemen yang sehat, yang harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang kompeten dan berpengalaman. Dapat dikemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen yang sehat meliputi tindakan seperti penerapan rencana, baik jangka pendek maupun jangka panjang, perumusan tujuan perusahaan yang lebih spesifik, pengembangan kebijaksanaan pokok, pembangunan suatu struktur organisasi yang sehat, penetapan norma-norma pelaksanaan, penciptaan dan pemeliharaan metode dan saluran komunikasi yang baik di dalam perusahaan, pengukuran pelaksanaan dan pemeliharaan hubungan yang baik dengan para pegawai, pemegang saham, masyarakat umum serta para pelanggan.

Sebagai suatu alat pembantu bagi pimpinan, suatu sistem akuntansi yang baik harus mengenai elemen-elemen dan proses manajemen agar dapat membantu dalam komunikasi yang efektif.

Pekerjaan dari seorang manajer yang profesional dapat dipisahkan menjadi empat fungsi atau golongan kegiatan tersendiri sebagai berikut:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan

Tentu saja dalam kenyataanya operasi-operasi ini saling berhubungan dan tidak perlu terpisah sepenuhnya dalam urutan waktu. Keempat elemen itu merupakan bagian dari seluruh proses pengelolaan, dan dalam suatu lingkungan kerja yang praktis tidak dapat dipisahkan dengan jelas satu sama lainnya.

Terdapat banyak definisi yang luas mengenai fungsi controllership yang telah berkembang dari tahun ke tahun. Suatu tinjauan terhadap berbagai definisi itu menunjukkan, bahwa tanggungjawab dan kegiatan fungsional pada dasarnya dapat di kategorikan sebagai berikut:
  1. Perencanaan (planning). Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menganalisa, merevisi (bila perlu), mengkomunikasikan kepada semua tingkat manajemen serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur-prosedur yang cocok.
  2. Pengendalian (control). Mengembangkan dan merevisi norma-norma (standards) yang memuaskan sebagai ukuran pelaksanaan, dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya penyesuaian hasil pelaksanaan yang sebenarnya terhadap norma standard.
  3. Pelaporan (reporting). Menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan untuk digunakan oleh menajemen dalam proses pengambilan keputusan, mengvaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan dan tujuan satuan organisasinya, menyiapkan dan menyampaikan berkas-berkas laporan ekstren yang diperlukan untuk memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para pelanggan dan masyarakat umum.
  4. Akuntansi (accounting). Mendisain, menetapkan dan memlihara sistem akuntansi keuangan dan biaya pada semua jenjang perusahaan, termasuk untuk perusahaan secara menyeluruh, perdivisi, per pabrik, dan per satuan, untuk dapat mencatat secara wajar semua transaksi keuangan dalam pembukuan agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang sehat, disertai dengan pengendalian intern (internal control) yang memadai.
  5. Tanggungjawab Utama Lainnya. Mengelola dan mengawasi fungsi-fungsi misalnya fungsi perpajakan, termasuk saling berhadapan dengan inspeksi pajak, memelihara hubungan yang sesuai dengan auditor intern dan ekstern, mengadakan dan menata program-program asuransi, mengembangkan dan memelihara sistem dan prosedur, mengembangkan program penyimpanan catatan, mengawasi fungsi kebendaharaan yang telah dilimpahkan, membentuk program mengenai hubungan dengan para investor dan dengan masyarakat umum, serta mengarahkan fungsi-fungsi lain yang telah dilimpahkan.

Jelaslah bahwa apabila keadaan memerlukan, bisa saja terjadi penyimpangan dari fungsi-fungsi dasar sebagaimana yang diuraikan diatas. Perlu ditekankan, bahwa controller tidak boleh dilimpahi dengan fungsi-fungsi yang bersifat operasional, sehingga dapat melemahkan dan mengurangi efektivitas usahanya dalam bidang perencanaan dan pengendalian finansial.

Kekuatan Kecerdasan Finansial Dalam Menjalankan Fungsi-Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen dalam suatu perusahaan harus mampu memperoleh informasi yang akurat serta beraneka ragam mengenai berbagai hal, untuk mempercepat terealisasinya tujuan perusahaan. kategori pertama dari informasi ini dibutuhkan untuk perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling) guna operasi harian perusahaan. Manajemen hendaknya juga dapat mengetahui segala sesuatu yang sedang atau telah terjadi pada perusahaannya, disamping ia juga harus mampu mengetahui dengan pasti, bahwa bisnisnya dioperasikan dengan berdasarkan pada tujuan atau sasaran yang rasional dan objektif.
Kategori kedua dari informasi ini dibutuhkan oleh manajemen untuk digunakan dalam perencanaan jangka panjang (long range planning), yang akan diambil dan akan dilaksanakan. Informasi ini juga digunakan dalam rangka membuat kebijakan atau keputusan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus dari suatu perusahaan. lebih lanjut,manajemen keuangan di dalam suatu perusahaan biasanya bekerja meliputi tiga fungsi pokok seperti berikut:
1. Seleksi data dan pencatatan
2. Analisis data
3. Persiapan pelaporan
Kesemua fungsi-fungsi itu akan berjalan secara baik jika seluruh personal manajemen keuangan memahami dan memiliki apa yang dinamakan kecerdasan finansial, karena personal yang berada pada bagian keuangan dan akuntansi, terus bergelut dengan suatu transaksi yang dinilai berdasarkan angka atau nilai uang. Dilihat dari konteksnya kecerdasarn finansial sebetulnya terbentuk dari beberapa pilar, yaitu:
  1. Mengerti dan memahami landasan dan standar dari fungsi keuangan. Para personal yang cerdas secara finansial mengerti dasar-dasar pengukuran dan pengungkapan keuangan. Mereka mampu membaca laporan rugi laba, neraca dan laporan arus kas. Mereka mengetahui perbedaan keuntungan dan kas. Semua aktivitas dalam pengolahan transaksi keuangan tidak menakutkan bagi mereka, karena mereka tau apa yang harus dilakukan.
  2. Memahami seni dalam Fungsi manajemen keuangan. Keuangan dan akuntansi adalah suatu seni dalam mengungkapkan dan mempertanggungjawabkan informasi keuangan perusahaan. Ilmu keuangan dan akuntansi mencoba menghitung apa yang tidak bisa dihitung berdasarkan pada standar yang berlaku, estimasi dan asumsi. Personal yang cerdas secara finansial mampu mengidentifikasi aspek-aspek seni dari keuangan yang diaplikasikan melalui angka-angka, dan mampu mengaplikasikannya secara benar, sehingga dapat membuatu kesimpulan atas informasi keuangan.
  3. Memahami Bagaimana menganalisa informasi keuangan. Sekali anda memiliki pondasi dan apresiasi terhadap seni keuangan, anda bisa menggunakan informasi untuk menganalisa angak-angka atau nilai-nilai keuangan lebih dalam lagi. Personal yang cerdas secara finansial tidak mengabaikan kekuatan analisis rasio keuangan (ROI, ROE, ROA. dsb). Mereka menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat yang baik dalam proses pembuatan keputusan bagi perusahaan.
  4. Memahami gambaran umum dari suatu fungsi keuangan. Angka-angka yang tergambar di dalam laporan keuangan, tidak akan dan tidak bisa menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Sebuah laporan keuangan harus dipahami secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti: ekonomi, lingkungan internal dan eksternal yang kompetitif dan teknologi baru. Seluruhnya mempengaruhi bagaimana angka-angka diintepretasikan dan keputusan apa yang harus dibuat.

Hal-hal diatas adalah cara yang kita bisa tempuh dalam membentuk kecerdasan finansial, guna membantu dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen keuangan. Dan teruslah belajar, karena kita adalah manusia yang selalu belajar. Dan ingatlah jika kita telah berhenti belajar, maka kematian telah datang.

Rabu, 25 Juli 2007

Manajemen : Peran Manajemen di Dalam Koperasi

Dalam masyarakat modern dewasa ini manajemen semakin menjadi penting. Masyarakat modern adalah masyarakat yang kompleks. Manusia modern yang telah meningkat kecerdasan dan pengetahuan teknologinya, telah menetapkan “rasionalitas, efektivitas, dan efisiensi sebagai nilai moral yang tinggi”. Dengan sistem nilai moral yang demikian itu, orang modern terus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk dapat mencapai tujuannya atau memenuhi kebutuhannya secara lebih tepat sebagaimana yang dikehendaki dalam waktu yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah.

Dengan adanya sistem nilai seperti itu, maka pihak yang berusaha untuk menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa, harus dapat menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat itu dengan cepat, tepat dan murah. Mereka harus selalu bekerja dengan rasional, efektifitas dan efisien. Tuntutan demikian antara lain menimbulkan adanya berbagai jenis spesialisasi.

Pertama, spesialisasi dapat terjadi di dalam suatu usaha pelayanan kepada masyarakat. Ini berarti pembagian pekerjaan yang masing-masing dikerjakan oleh para spesialis. Hal ini mengharuskan pengkoordinasian para spesialis ke arah pencapaian tujuan usaha.

Kedua, spesialisasi dapat terjadi di antara usaha dan kegiatan-kegiatan dalam masyarakat. Artinya terjadi spesialisasi usaha atau kegaitan hanya pada suatu bidang tertentu saja. Sudah barang tentu terdapat berbagai orang pada spesialisasi yang sama. Hal ini menuntut kemampuan untuk berkompetisi dalalm menghasilkan jasa atau barang yang lebih baik atau tepat, lebih cepat dan lebih murah, sehingga hasil usahanyalah yang dapat diterima oleh masyarakat. Karena adanya spesialisasi dalam usaha masyarakat ini, diperlukan kemempuan untuk menarik kerja sama dari pihak lain yang langsung ataupun tidak langsung diperlukan bantuannya agar usaha yang telah terspesialisasi itu dapat dilaksanakan dengan baik.

Di sinilah manajemen koperasi menjadi sangat penting artinya untuk dapat meningkatkan kemajuan koperasi di Indonesia.

Pada manajemen koperasi di Indonesia, pengurus di dalam menjalankan tugasnya, juga memiliki wewenang-wewenang. Wewenang tersebut diperoleh pengurus dari rapat anggota. Sebab rapat anggota mendelegasikan wewenangnya kepada pengurus untuk menjalankan usaha koperasi, baik untuk mengembangkan aspek idiilnya maupun usaha ekonominya. Untuk mengembangkan usaha ekonomi inilah, pengurus banyak mendelegasikan wewenangnya kepada manajer. Sedangkan aspek organisasi, manajer juga membantu pengurus, tetapi tidak memutuskan khususnya yang menyangkut idiil koperasi. Di lihat dari sumbernya, wewenang yang diperoleh pengurus koperasi pada dasarnya dapat berasal dari tiga sumber yaitu: Rapat Anggota, Anggaan Dasar, dan Peraturan-peraturan (hukum) serta keahliannya.
Betapapun koperasi-koperasi fungsional tumbuh dan berkembang dengan tendensi selalu maju, akan tetapi sifatnya tertutup dalam arti hanya berkisar pada dirinya sendiri pada dirinya sendiri dan anggota-anggotanya. Sifat tertutup tersebut disebabkan berbagai keadaan. Organisasinya disusun berdasarkan lingkungan tertentu, seperti kantor dan kesatuan. Di daerah pedesaan mungkin sudah agak terbuka dengan daerah kerja meliputi kecamatan atau kabupaten degan menghimpun anggota dari berbagai jenis instansi. Keanggotaannya terbatas pada masyarakat tertentu, seperti pegawai negeri atau angkatan bersenjata. Usahanya yang dominan adalah simpan pinjam, yang umumnya dibatasi hanya untuk kepentingan anggota. Ini memang suatu ketentuan yang dianut oleh Koperasi Simpan Pinjam hanya untuk melayani anggota dan tidak melayani bukan anggota, koperasi bukanlah bank yang bekerja untuk melayani umum.

Langkah tersebut dapat dipelopori oleh koperasi-koperasi fungsional dengan potensi yang dimilikinya, tetapi jika tujuannya untuk menumbuhkan koperasi konsumsi, maka usaha tersebut harus bersifat terbuka dan memberi kesempatan kepada semua orang untuk menjadi anggotanya.

Manajemen koperasi berlandaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan yang lebih terkenal dengan landasan Pancasila. Landasan yang demikian diwujudkan pada sifat manajemen koperasi yang bersifat demokrasi, yaitu:
1) Kekuasaan tertinggi,
2) Pengurus dan badan pemeriksa,
3) Pembagian sisa hasil usaha,
4) Usaha koperasi

Dengan menelaah lebih jauh esensi dan watak yang terkandung dalam lembaga koperasi, akan membuahkan suatu pandangan utuh bahwa koperasi memiliki cakupan multi-dimensional yang bersifat strategis terhadap proses pembangunan Indonesia. Hal ini disebabkan eksistensi koperasi ditengah masyarakat menyandang empat karakteristik secara sekaligus,yaitu:

  1. Koperasi merupakan suatu sistem normatif (normatif system) karena mekanisme yang berkembang didalamnya tidak terlepas dari pranata sosial-budaya masyarakat itu sendiri. Koperasi adalah manifestasi asas kekeluargaan dan kegotong-royongan yang luas melalui mekanisme “dari, oleh dan untuk anggotanya.
  2. Koperasi merupakan suatu mekanisme pendidikan (mechanism of education) bagi para anggota-anggotanya. Peningkatan swadaya dan peningkatan partisipasi tidak terlepas dari kegiatan penyuluhan baik dalam aspek ekonomi maupun sosial.
  3. Koperasi sebagai organisasi ekonomi (economic organization) yang berwatak sosial sebagai usaha bersama berdasar asas-asas kekeleuargaan dan gotong-royong. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai organisasi ekonomi-pun koperasi selalu berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan hidup, peningkatan swadaya dan peningkatan solidaritas sosial ke arah partisipasi sosial bagi para anggotanya dan masyarakat lingkungannya.
  4. Koperasi merupakan organisasi kekuatan (the organizational of force). Jika semangat koperasi benaar-benar hidup maka koperasi dapat menjadi kekuatan nyang besar dari segi politik, sosial-budaya dan ketahanan sosial. Bukankah suatu kebijaksanaan pembanngunan nasional bisa disebut berhasil apabila terjadi pemantapan ketahanan nasional yang tercermin dalam ketahanan keluarga dan ketahanan individu.

Koperasi haruslah ditinjau dari empat matra, yang dalam geraknya berlangsung secara serempak dan mempunyai kekuatan saling mempengaruhi satu sama lain. Empat matra itu adalah:

  1. Koperasi sebagai suatu proses karena pembangunan koperasi adalah rentetan perubahan ke arah pertumbuhan dan perkembangan.
  2. Koperasi sebagai suatu metode; sebab pembangunan koperasi menempuh cara-cara yang terncana di atas disiplin keteraturan dan kesinambungan, sesuai dengan asas swakerta, swadaya dan swa-sembada.
  3. Koperasi sebagai suatu program; karena pembangunan koperasi merupakan paduan dari berbagai kegiatan dalam bidang kehidupan yang menyentuh kepentingan masyarakat kecil, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.Koperasi sebagai suatu gerakan; sebab pertumbuhan dan perkembangan koperasi sesungguhnya merupakan suatu gerakan dan cita-cita kemasyarakatan yang ingin diwujudkan bersama sesuai dengan asas kekeluargaan dan gotong-royong.
  4. Koperasi sebagai suatu gerakan; sebab pertumbuhan dan perkembangan koperasi sesungguhnya merupakan suatu gerakan dan cita-cita kemasyarakatan yang ingin diwujudkan bersama sesuai dengan asas kekeluargaan dan gotong-royong.

Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian mempunyai tatanan manajemen yang agak berbeda dengan badan usaha lainnya. Perbedaan tersebut bersumber dari hakikat manajemen koperasi yang dasar falsafahnya adalah dari, oleh dan untuk anggota yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam dunia usaha yang menjadi ciri khas koperasi. Untuk itu, di dalam stuktur atau tatanan manajemen koperasi di indonesia di kenal adanya rapat anggota, pengurus dan badan pemeriksa dan manajer atau pelaksana utama.

Dengan demikian jelaslah bahwa manajemen koperasi adalah manajemen usaha yang pada umumnya yang diterapkan pada bangun usaha koperasi. Atau dengan kata lain, bagaimana menerapkan pengelolaan usaha ekonomi modern pada usaha koperasi. Untuk itu, satu hal yang paling pokok adalah dapat dicapainya tujuan usaha koperasi dengan memanfaatkan semua sumber yang ada, dibawah kepemimpinan tim manajemen yang terdiri dari pengurus, dan badan pemeriksa sehari-hari. Untuk melaksanakan pekerjaan itu, manajer tidak bekerja sendiri, melaikna dibantu oleh para pegawainya. Manajemen adalah ilmu atau seni mengerjakan sesuatu dengan perantara orang lain untuk mencapai tujuan usaha.

Selasa, 24 Juli 2007

Jadilah Pakar Terhadap Diri Sendiri

Manusia terlahir di dunia ini dengan tujuan menjadi khalifah (pemimpin) yang hanya menyembah kepada Allah SWT. Tugas sebagai pemimpin merupakan tugas yang berat, tapi jangan terus kita menjadi underestimate terhadap diri kita sendiri. Kita harus yakin bahwa kita bisa, karena kita adalah manusia yang selalu belajar, dan ingat saat kita berhenti belajar, berarti kita mendekati kematian. Kita harus sadar untuk mempelajari diri sendiri. Kita tahu bahwa, pikiran, tubuh dan jiwa adalah anugrah yang diciptakan Allah untuk menjalankan kegiatan kita sehingga kita memberikan perhatian besar untuk mempelajari motivasi, riwayat dan perasaan.
Sudah seharusnya kita berusaha mempelajari diri sendiri, dan sekaligus juga berusaha membantu orang lain mempelajari dirinya masing-masing. Sikap selalu bertanya adalah hal yang baik untuk langkah mengenal diri, baik sisi negatif yang ada di diri, maupun sisi positif yang ada di dalam diri kita. Jangan pernah menyatakan diri selalu benar dan mengaku dapat menjawab semua pertanyaan. Maka ingat seseorang yang benar-benar sukses adalah orang yang telah melakukan pengenalan diri sendiri setiap hari.
Ada tiga cara untuk mengenal diri sendiri : Pertama, jangan pernah membohongi perasaan yang kita miliki, tapi hargai semua perasaan yang kita miliki. Perasaan marah, takut, sedih dan gembira merupakan hal yang ada di diri kita dan kita tidak bisa lari dari hal tersebut, karena jika mengabaikah perasaan tersebut jadilah kau orang yang tidak peka terhadap diri sendiri dan bahkan bisa berimbas kurang menghargai orang lain. Oleh karena itu hargai perasaan yang kita miliki, ceritakan semua perasaan sama jelasnya dengan saat kita menceritakan suatu hal dengan semangatnya.
Kedua, dapat menceritakan riwayat hidup masa lalu dengan jelas dan tahu apa yang ada di dalam diri dan apa yang diinginkan. manusia merupakan subjek dari suatu sejarah hidup, maka orang yang tahu secara detail dan mendalam tentang riwayat diri, baik yang kita miliki maupun yang kita inginkan, karena hal ini akan mendukung kehidupan kita saat ini dan masa depan.
Ketiga, bersikap terbuka terhadap dunia luar, yaitu selalu menerima umpan balik, baik kritik, saran maupun nasehat. Selalu bersinggungan dengan dunia luar, karena dunia luar merupakan tempat kita mengaktualisasikan diri, seperti hal kita ikut bersaran dan mengeluarkan ide di dalam situs, bloger, maupun penyedia forum silatuhrahmi seperti www.sriwijayanet.org, untuk keluarga Sumsel, situs forum profesi, mahasiswa, dan forum lainnya. karena dengan kita banyak berinteraksi dengan dunia luar kita akan tau apa yang kita miliki dan kita inginkan.
Semua usaha yang kita lakukan untuk mengenal diri sendiri merupakan keniscayaan yang sangat mendukung dalam tugas kita sebagai pemimpin di muka bumi ini, karena jika kita telah mengenal diri sendiri, kita akan tau pribadi orang lain, dan tau apa yang diinginkannya dari diri kita.