Kamis, 02 Agustus 2007

Melihat Lebih Dalam Arti Dari Tanggung Jawab

Di dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak asing lagi dengan kata tanggung jawab. Banyak orang mengatakan bahwa tanggung jawab adalah memikul suatu beban yang disebabkan dari perbuatan yang dilakukannya, definisi ini secara langsung menitik beratkan pada kesalahan dan penyalahan. Dan dalam kehidupan sehari-hari jarang orang yang mau memikul tanggung jawab, bahkan berupaya dengan berbagai cara menggunakan banyak alasan dan tuduhan agar dia terhindar dari tanggung jawab. Itu adalah definisi umum dari kebanyakan orang.

Akan tetapi bila dilihat lebih dalam lagi, tentang arti dari tanggung jawab, kita akan menemukan suatu hal yang luar biasa. Tahukah anda bahwa kunci sukses untuk menempuh hidup yang lebih baik adalah sikap mau dan mampu menerima tanggung jawab secara penuh. Mengapa demikian, karena puncak dari integritas adalah menerima tanggung jawab.

Ada beberapa hal paradigma baru yang harus kita tonjolkan dari arti tanggung jawab. Diantaranya yaitu menunjukan tanggung jawab sejati, yang mana dari tanggung jawab ini kita akan mengerti arti hidup ini. Tau Kenapa? karena dari sini akan muncul pertanyaan yang dapat merubah hidup kita. Pertanyaan pertama, Pelajaran apa yang bisa saya ambil dari memikul tanggung jawab ini? dan pertanyaan kedua, yaitu tindakan apa yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan tanggung jawab ini? dari sini kita akan menyelami arti tanggung jawab lebih dalam, dan itu akan membuat diri kita menjadi hidup lebih hidup. Jadi jangan takut untuk memikul tanggung jawab secara penuh.

Maka ingatlah tanggung jawab yang sejati adalah tanggung jawab yang memberikan perubahan pada diri sendiri dan orang lain. Karena arti tanggung jawab yang lebih dalam adalah berani memikul beban atau tanggung jawab bukan karena kesalahannya, akan tetapi dia mampu dan mau memikul tanggung jawab itu. Jadi disini tidak ada unsur siapa yang memulai perbuatan itu, siapa yang ikut berperan dalam kegiatan itu. Tidak ada unsur kesalahan dan penyalahan. Yang ada disini adalah jiwa pemberani untuk memikul tanggung jawab karena dia tahu hal ini akan menciptakan perubahan yang lebih baik,. dari pada sekedar saling tuduh dan menyalahkan. Dan hal ini akan memunculkan potensi yang lebih untuk mencurahkan perhatian pada hal-hal yang bisa dilakukan.

Rabu, 01 Agustus 2007

Belajar, Bekerja, dan Berwirausaha. Kenapa Tidak!!!!

Sebagai seorang manusia yang hidup di indonesia pasti memiliki tantangan yang luar biasa. tantangan tersebut datang dari berbagai arah. mulai tantangan dari dalam diri sendiri, sampai tantangan yang datang dari luar diri kita. semua itu memberi makna hidup ini. karena dengan itu kita bisa tau, bisa paham, bisa percaya bahwa kita hidup, dan menikmati kehidupan ini. karena tantangan bukan merupakan hal yang mengganggu tapi merupakan hal yang membangun.

sebagai mahasiswa kita dihadapkan pada beberapa pilihan hidup, mulai dari yang memerlukan perhatian sampai yang memerlukan pengorbanan. itu semua merupakan realita hidup. maka hadapilah dengan sungguh-sungguh, dan hadirkan tubuh kita, pikiran kita, hati kita, motivasi kita dan seluruh kemampuan kita untuk memulai saat ini juga, karena dengan memaksimalkan saat ini, insya Allah masa depan akan bisa diraih.

Jadi jangan pusing lagi, Belajar, Bekerja, dan Berwirausaha, kenapa tidak. yakinlah akan kemampuan dan potensi yang kita miliki, tapi ingat tancapkan di dalam hati sanu bari komitmen tujuan hidup kita, yakni Beribadah Kepada Allah SWT. karena dengan itu semua yang kita lakukan akan terasa bermakna dan berkah.

Semua hal yang kita lakukan akan berpengaruh ke semua sisi, mulai dari diri kita sendiri sampai mempengaruhi orang di seliling kita. oleh karena itu kita harus terus waspada terhadap semua yang kita lakukan, pikirkan secara melingkar setiap hal yang kita lakukan, karena dengan itu kita dapat meminimalisasi kerugian yang besar.

ada beberapa prinsip yang dapat kita kembangkan di dalam dirikita, yakni:
  • meningkatkan integritas
  • memperjelas visi, misi dan tujuan
  • menguatkan intuisi dalam pengambilan keputusan
  • meningkatkan kreativitas dan tanggung jawab
  • meningkatkan komitmen dan komunikasi

semua hal di atas dapat kita dapatkan jika kita selalu bersungguh-sungguh. Hiduplah Saat Ini dan Maksimalkan Hari Ini

AKUNTANSI Bahasanya Dunia Bisnis

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian atau pengenalan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi yang dihasilkan dalam proses tersebut yang berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep-konsep dasar akuntansi yang berlaku untuk setiap perusahaan pada dasarnya sama. konsep dasar tersebut adalah:

  1. Kesatuan Akuntansi, informasi akuntansi mempunyai hubungan dengan kesatuan atau entitas yang membatasi ruang lingkup kepentingan.
  2. Kesinambungan, suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. asumsi ini memberikan dukungan yang kuat untuk penyajian akativa berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang dapat direalisasi pada saat likuidasi.
  3. Periode Akuntansi, suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada saat menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas. pengambilan keputusan tersebut tidak dapat menunggu sampai saat operasi perusahaan dihentikan, karenanya aktivitas ekonomi perusahaan dipecahkan ke dalam periode, dan dengan laporan keuangan secara periode diharapkan hal tersebut akan membantu pihak yang berkepentingan di dalam pengambilan keputusan.
  4. Pengukuran dalam nilai uang, mengingat peranan khusus unit moneter, maka akuntansi keuangan menggunakan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva dan kewajiban beserta perubahannya, meskipun informasi non moneter juga penting namun informasi utama pada laporan keuangan diukur dalam nilai uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi pembaca laporan.
  5. Harga pertukaran, transaksi keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi tersebut. namun dengan konsep ini bukan berarti bahwa seluruh aktiva yang diperoleh harus tetap menunjukkan jumlah harga semual, tetapi sejalan dengan berlalunya waktu akan mengalami perubahan, baik karena pengalikasian harga perolehan aktiva sepanjang masa manfaatnya, maupun disebabkan oleh aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan.
  6. Penetapan beban dan pendapatan, penentuan laba periode dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode aktual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya sekedar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. penentuan laba periode pada dasarnya menyangkut dua masalah, yaitu: pengkuan pendapatan selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Ciri-ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan

Ciri-ciri kualitatif informasi keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Relevan, relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk para pengambil keputusan, informasi demikian tidak ada gunanya, betapatun kualitas lainnya terpenuhi. Di dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan kebutuhan pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansi bagi kegunaan yang lain.
  2. Dapat dimengerti, informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai informasi keuangan.
  3. Daya uji (Veriflbility), pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
  4. Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Penyajian informasi tidak boleh menguntungkan beberapa pihak dan merugikan pihak yang lain.
  5. Tepat waktu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk sedapat mungkin digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
  6. Daya banding (comparability), informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun perusahaan yang lain pada periode yang sama.
  7. Lengkap, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas. Standar ini tidak hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting, melainkan juga penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu, maka harus terdapat klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.

Tujuan Pelaporan Keuangan

Didirikannya Financial Accounting Standard Board (FASB) yang menggantikan Accounting Principles Board (APB) sebagai lembaga penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an dianggap sebagai revolusi yang terjadi dalam pemikiran akuntansi. Salah satu perubahan yang tercermin dalam proyek kerangka konseptual FASB adalah ditekankannya tujuan sosial yang luas dari pelaporan keuangan (Hendriksen, 1982).

FASB (1978) melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises dalam kaitan dengan tujuan sosial yang luas ini menyatakan: “Financial reporting is not an end in itself but is intended to provide information that is useful in making business and economic decisions for making reasoned choises among alternative uses of scarse resources in the conduct of economic activities, ...Accordingly, the objectives of this Statement are affected by the economic, legal, political, and social environment in United States."

Statement tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja (Smith dan Skousen, 1987).

Pelaporan keuangan juga harus mendorong efektivitas pasar modal dan pasar uang dalam mengalokasikan sumber daya yang langka di antara berbagai penggunaan yang kompetitif sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Hendriksen, 1982).
Dalam kaitan ini pula, FASB (1978) menyatakan : "Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investors and kreditors, and others users in making rational investment, credit, and similar decisions."

Dari Statement tersebut tampak bahwa meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi.

Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, FASB juga menggariskan beberapa tujuan khusus yang salah satu di antaranya menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang (Smith dan Skousen, 1987).

Hal ini akan membantu kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya, baik yang sekarang maupun yang potensial, dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang (Zainuddin dan Hartono, 1999). Tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko dari investasi yang dilakukan (Hendriksen, 1982).

FASB (1980) melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 2: Qualitative Characteristics of Accounting Information menyatakan bahwa kualitas yang membedakan antara informasi yang "lebih baik" (lebih bermanfaat) dengan informasi yang "kurang baik" (kurang bermanfaat) terutama terletak pada kualitas relevansi dan keandalannya ditambah dengan beberapa karakteristik lainnya yang berlaku untuk kualitas tersebut. FASB mendefinisikan informasi yang relevan sebagai informasi yang akan mengakibatkan timbulnya perbedaan. Informasi yang relevan dapat memperteguh, atau sebaliknya, memperlemah pengharapan yang ada. Jadi, relevansi selalu dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif (Smith & Skousen, 1994).

Adanya nilai prediktif ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Dividen yang akan diterima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang (Zainuddin & Hartono, 1999), sehingga prediksi laba perusahaan dengan menggunakan informasi pelaporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan.