Rabu, 01 Agustus 2007

AKUNTANSI Bahasanya Dunia Bisnis

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian atau pengenalan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi yang dihasilkan dalam proses tersebut yang berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep-konsep dasar akuntansi yang berlaku untuk setiap perusahaan pada dasarnya sama. konsep dasar tersebut adalah:

  1. Kesatuan Akuntansi, informasi akuntansi mempunyai hubungan dengan kesatuan atau entitas yang membatasi ruang lingkup kepentingan.
  2. Kesinambungan, suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. asumsi ini memberikan dukungan yang kuat untuk penyajian akativa berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang dapat direalisasi pada saat likuidasi.
  3. Periode Akuntansi, suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada saat menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas. pengambilan keputusan tersebut tidak dapat menunggu sampai saat operasi perusahaan dihentikan, karenanya aktivitas ekonomi perusahaan dipecahkan ke dalam periode, dan dengan laporan keuangan secara periode diharapkan hal tersebut akan membantu pihak yang berkepentingan di dalam pengambilan keputusan.
  4. Pengukuran dalam nilai uang, mengingat peranan khusus unit moneter, maka akuntansi keuangan menggunakan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva dan kewajiban beserta perubahannya, meskipun informasi non moneter juga penting namun informasi utama pada laporan keuangan diukur dalam nilai uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi pembaca laporan.
  5. Harga pertukaran, transaksi keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi tersebut. namun dengan konsep ini bukan berarti bahwa seluruh aktiva yang diperoleh harus tetap menunjukkan jumlah harga semual, tetapi sejalan dengan berlalunya waktu akan mengalami perubahan, baik karena pengalikasian harga perolehan aktiva sepanjang masa manfaatnya, maupun disebabkan oleh aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan.
  6. Penetapan beban dan pendapatan, penentuan laba periode dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode aktual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya sekedar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. penentuan laba periode pada dasarnya menyangkut dua masalah, yaitu: pengkuan pendapatan selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Ciri-ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan

Ciri-ciri kualitatif informasi keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Relevan, relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk para pengambil keputusan, informasi demikian tidak ada gunanya, betapatun kualitas lainnya terpenuhi. Di dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan kebutuhan pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansi bagi kegunaan yang lain.
  2. Dapat dimengerti, informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai informasi keuangan.
  3. Daya uji (Veriflbility), pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
  4. Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Penyajian informasi tidak boleh menguntungkan beberapa pihak dan merugikan pihak yang lain.
  5. Tepat waktu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk sedapat mungkin digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
  6. Daya banding (comparability), informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun perusahaan yang lain pada periode yang sama.
  7. Lengkap, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas. Standar ini tidak hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting, melainkan juga penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu, maka harus terdapat klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.

Tujuan Pelaporan Keuangan

Didirikannya Financial Accounting Standard Board (FASB) yang menggantikan Accounting Principles Board (APB) sebagai lembaga penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an dianggap sebagai revolusi yang terjadi dalam pemikiran akuntansi. Salah satu perubahan yang tercermin dalam proyek kerangka konseptual FASB adalah ditekankannya tujuan sosial yang luas dari pelaporan keuangan (Hendriksen, 1982).

FASB (1978) melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises dalam kaitan dengan tujuan sosial yang luas ini menyatakan: “Financial reporting is not an end in itself but is intended to provide information that is useful in making business and economic decisions for making reasoned choises among alternative uses of scarse resources in the conduct of economic activities, ...Accordingly, the objectives of this Statement are affected by the economic, legal, political, and social environment in United States."

Statement tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja (Smith dan Skousen, 1987).

Pelaporan keuangan juga harus mendorong efektivitas pasar modal dan pasar uang dalam mengalokasikan sumber daya yang langka di antara berbagai penggunaan yang kompetitif sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Hendriksen, 1982).
Dalam kaitan ini pula, FASB (1978) menyatakan : "Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investors and kreditors, and others users in making rational investment, credit, and similar decisions."

Dari Statement tersebut tampak bahwa meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi.

Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, FASB juga menggariskan beberapa tujuan khusus yang salah satu di antaranya menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang (Smith dan Skousen, 1987).

Hal ini akan membantu kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya, baik yang sekarang maupun yang potensial, dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang (Zainuddin dan Hartono, 1999). Tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko dari investasi yang dilakukan (Hendriksen, 1982).

FASB (1980) melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 2: Qualitative Characteristics of Accounting Information menyatakan bahwa kualitas yang membedakan antara informasi yang "lebih baik" (lebih bermanfaat) dengan informasi yang "kurang baik" (kurang bermanfaat) terutama terletak pada kualitas relevansi dan keandalannya ditambah dengan beberapa karakteristik lainnya yang berlaku untuk kualitas tersebut. FASB mendefinisikan informasi yang relevan sebagai informasi yang akan mengakibatkan timbulnya perbedaan. Informasi yang relevan dapat memperteguh, atau sebaliknya, memperlemah pengharapan yang ada. Jadi, relevansi selalu dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif (Smith & Skousen, 1994).

Adanya nilai prediktif ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Dividen yang akan diterima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang (Zainuddin & Hartono, 1999), sehingga prediksi laba perusahaan dengan menggunakan informasi pelaporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Tidak ada komentar: